KOMPAS.com - Mohammad Hatta dikenal sebagai proklamator kemerdekaan Republik Indonesia, serta wakil presiden pertama.
Sebagai negarawan, Hatta memiliki peran penting dalam mempersiapkan kemerdekaan Tanah Air.
Ide dan pemikirannya juga memegang peran vital dalam penyusunan konstitusi, dasar negara, hingga teks proklamasi. Apa saja peran Hatta?
Wakil Presiden Mohammad Hatta sedang memberikan kata sambutan pada acara pembukaan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda, pada 23 Agustus 1949.Salah satu peran menarik Hatta yakni mempopulerkan penggunaan istilah "Indonesia" alih-alih Hindia Belanda.
Dalam forum internasional, seperti Konferensi Demokrasi Internasional di Bierville, Perancis pada 1926, Hatta menyebut Indonesia dalam pidatonya.
Sementara, Soekarno lebih gencar mempopulerkan nama Indonesia di Tanah Air.
Meski sempat ditentang oleh pemerintah kolonial, tetapi siasat mengenalkan nama negara berhasil dan semakin banyak yang menggunakannya.
Terbukti dengan pendirian partai memakai unsur nama Indonesia, yakni Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1924, serta Partai Nasionalis Indonesia (PNI) pada 1927.
Atas usulan Hatta, PNI menerbitkan majalah untuk melatih kader-kader baru. Cara ini membuat nama Indonesia semakin dikenal luas.
Meski tampak tidak signifikan, tetapi pengenalan nama "Indonesia" mampu menghimpun kesehatian terhadap eksistensi suatu negara berdaulat.
Perdana Menteri Sutan Sjahrir sedang membuka sidang pleno pertama Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), pada 16 Oktober 1945 di Jakarta, di hadapan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta.Mohammad Hatta terlibat aktif dalam mempersiapkan kemerdekaan.
Dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) ketiga, Hatta turut berpidato dan mengungkapkan ide-idenya mengenai dasar negara.
Meski dokumentasi pidato Hatta di BPUPKI belum diungkap, tetapi terdapat kesaksian yang menyebut bahwa Hatta menyerukan agar Indonesia tidak hanya menjadi negara yang dikuasai satu agama saja.